THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Friday, December 11, 2009

Kisah Wanita yang Selalu Berbicara dengan Al-Qur'an....

Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta'ala :
Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah ke makam Rasulullah sallAllahu 'alayhi wasallam. Ketika saya berada disuatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudah tua. Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog dengannya beberapa saat.

Dalam dialog tersebut wanita tua itu , setiap kali menjawab pertanyaan Abdulah bin Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an. Walaupun jawabannya tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan, karena tidak terlepas dari konteks pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Abdullah : "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh."
Wanita tua :
"Salaamun qoulan min robbi rohiim." (QS. Yaasin : 58)
("Salam sebagai ucapan dari Tuhan maha kasih")
Abdullah : "Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?"
Wanita tua :
"Wa man yudhlilillahu nothing lah hadiyalahu." (QS : Al-A'raf : 186 )
("Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya")
Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.

Abdullah : "Kemana anda hendak pergi?"
Wanita tua :
"Subhanalladzi asra bi 'abdihi lailan minal masjidil haraami ilal masjidil aqsa." (QS. Al-Isra' : 1)
("Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya di waktu malam dari masjid haram ke masjid aqsa")
Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji dan hendak menuju ke masjidil Aqsa.

Abdullah : "Sudah berapa lama anda berada di sini?"
Wanita tua :
"Tsalatsa layaalin sawiyya" (QS. Maryam : 10)
("Selama tiga malam dalam keadaan sihat")
Abdullah : "Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?"
Wanita tua :
"Huwa yut'imuni wa yasqiin." (QS. As-syu'ara' : 79)
("Dialah pemberi saya makan dan minum")

Abdullah : "Dengan apa anda melakukan wudhu?"
Wanita tua :
"nothing in lam tajidu maa-an fatayammamu sha'idan thoyyiban" (QS. Al-Maidah : 6)
("Bila tidak ada air bertayamum dengan tanah yang bersih")

Abdulah : "Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mahu menikmatinya?"
Wanita tua :
"Tsumma atimmus shiyaama ilallaiil." (QS. Al-Baqarah : 187)
("Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam")

Abdullah : "Sekarang bukan bulan Ramadhan, mengapa anda berpuasa?"
Wanita tua :
"Wa man tathawwa'a khairon nothing innallaaha syaakirun 'aliim." (QS. Al-Baqarah : 158)
("Barang siapa melakukan sunnah lebih baik")

Abdullah : "Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?"
Wanita tua :
"Wa an tashuumuu khoirun lakum in kuntum ta'lamuun." (QS. Al-Baqarah : 184)
("Dan jika kamu puasa itu lebih utama, jika kamu mengetahui")

Abdullah : "Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?"
Wanita tua :
"Maa yalfidhu min qoulin illa ladaihi roqiibun 'atiid." (QS. Qaf : 18)
("Tiada satu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada Raqib Atid")

Abdullah : "Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap seperti itu?"
Wanita tua :
"Wa lah taqfu ma laisa bihi ilmun. Inna sam'a wal bashoro wal fuaada, kullu ulaaika kaana 'anhu mas'ula." (QS. Al-Isra' : 36)
("Jangan kamu ikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung jawabkan")

Abdullah : "Saya telah berbuat salah, maafkan saya."
Wanita tua :
"lah tastriiba 'alaikumul yauum, yaghfirullahu lakum." (QS.Yusuf : 92)
("Pada hari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah telah mengampuni kamu")

Abdullah : "Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini untuk melanjutkan perjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang di depan."
Wanita tua :
"Wa maa taf'alu min khoirin ya'lamhullah." (QS Al-Baqoroh : 197)
("Barang siapa mengerjakan suatu kebaikan, Allah mengetahuinya")
Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata :
Wanita tua :

"Qul lil mu'miniina yaghdudhu min abshoorihim." (QS. An-Nur : 30)
("Katakanlah pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka")
Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilahkan ia mengendarai untaku. Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya, karena unta itu terlalu tinggi baginya. Wanita itu berucap :
Wanita tua :
"Wa maa ashobakum min mushibatin nothing bimaa kasabat aidiikum." (QS. Asy-Syura' 30)
("Apa saja yang menimpa kamu disebabkan perbuatanmu sendiri")

Abdullah : "Sabarlah sebentar, saya akan mengikatnya terlebih dahulu."
Wanita tua :
"nothing fahhamnaaha sulaiman." (QS. Anbiya' 79)
("Maka kami telah memberi pemahaman pada nabi Sulaiman")
Selesai mengikat unta itu sayapun mempersilahkan wanita tua itu naik.

Abdullah : "Silahkan naik sekarang."
Wanita tua :
"Subhaanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqriniin, wa inna ila robbinaa munqolibuun." (QS. Az-Zukhruf : 13-14)
("Maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini pada kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya kami akan kembali pada tuhan kami")
Sayapun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat kencang. Wanita itu berkata :
Wanita tua :
"Waqshid fi masyika waghdud min shoutik" (QS. Lukman : 19)
("Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu")
Lalu jalannya unta itu saya perlambat, sambil mendendangkan beberapa syair,
Wanita tua itu berucap :
Wanita tua :
"Faqraa-u maa tayassara minal qur'aan" (QS. Al- Muzammil : 20)
("Bacalah apa-apa yang mudah dari Al-Qur'an")

Abdullah : "Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak."
Wanita tua :
"Wa maa yadzdzakkaru illa uulul albaab." (QS Al-Baqoroh : 269)
("Dan tidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu")
Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya.

Abdullah : "Apakah anda mempunyai suami?"
Wanita tua :
"lah tas-alu 'an asy ya-a in tubda lakum tasu'kum" (QS. Al-Maidah : 101)
("Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan menyusahkanmu")
Ketika berjumpa dengan kafilah di depan kami, saya bertanya kepadanya.

Abdullah : "Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?"
Wanita tua :
"Al-maalu wal banuuna zinatul hayatid dunya." (QS. Al-Kahfi : 46)
("Adapun harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia")
Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.

Abdullah : "Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?"
Wanita tua :
"Wa alaamatin wabin najmi hum yahtaduun" (QS. An-Nahl : 16)
("Dengan tanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk")
Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan ibadah haji mengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua ini saya menuju perkemahan.

Abdullah : "Adakah orang yang akan kenal atau keluarga dalam kemah ini?"
Wanita tua :
"Wattakhodzallahu ibrohima khalilan" (QS. An-Nisa' : 125)
("Kami jadikan ibrahim itu sebagai yang dikasihi")
"Wakallamahu musa takliima" (QS. An-Nisa' : 146)
("Dan Allah berkata-kata kepada Musa")
"Ya yahya khudil kitaaba biquwwah" (QS. Maryam : 12)
("Wahai Yahya pelajarilah alkitab itu sungguh-sungguh")
Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka keluarlah anak-anak muda yang bernama tersebut. Wajah mereka tampan dan ceria, seperti bulan yang baru muncul. Setelah tiga anak ini datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah wanita itu.
Wanita tua :
"Fab'atsu ahadaku bi warikikum hadzihi ilal madiinati falyandzur ayyuha azkaa tho'aaman fal ya'tikum bi rizkin minhu." (QS. Al-Kahfi : 19)
("Maka suruhlah salah seorang dari kamu pergi ke kota dengan membawa uang perak ini, dan carilah makanan yang lebih baik agar ia membawa makanan itu untukmu")
Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan, lalu menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu berkata :
Wanita tua :
"Kuluu wasyrobuu hanii'an bima aslaftum fil ayyamil kholiyah" (QS. Al-Haqqah : 24)
("Makan dan minumlah kamu dengan sedap, sebab amal-amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu")

Abdullah : "Makanlah kalian semuanya makanan ini. saya belum akan memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini sebenarnya."
Ketiga anak muda ini secara serempak berkata :

"Beliau adalah orang tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara mempergunakan ayat-ayat Al-Qur'an, karena kuatir salah bicara."
Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya. Akhirnya saya pun berucap :
"Fadhluhu yu'tihi man yasyaa' Wallaahu dzul fadhlil adhiim." (QS. Al-Hadid : 21)
("Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalah pemberi karunia yang besar")

Wanita Perindu ALLAH.....

Wanita perindu Allah dapat mengawal rindunya pada dunia, kekayaan, kemewahan, pembaziran, kecantikan dan segala isi dunia. Wanita ‘abidah perindu Allah dapat mengubah nafsunya daripada nafsu-nafsu jahat kepada nafsu-nafsu yang baik melalui mujahadah. Yakni daripada nafsu marah kepada memaafkan, dengki kepada kasih sayang dan. Maka jadilah wanita ‘abidah itu bagaikan tiang negara yang menyangga sesebuah negara daripada runtuh.

Sebab itu Rasulullah bersabda :
Untuk menjadi wanita ‘abidah, perindu Allah, tidak semudah menjadi wanita berkerjaya yang cuma dilatih akalnya. Sedangkan wanita ‘abidah perlukan didikan fizikal, mental dan jiwanya sekaligus. Mereka bukan sahaja diperkenalkan dengan dunia, tetapi juga dengan alam barzakh dan alam akhirat. Bahkan juga dikenalkan dengan Allah swt.

Dunia amat perlukan wanita yang tidak lagi menurutkan nafsunya tapi memusatkan perhatian dan rindunya kepada Zat yang paling hampir dengannya dan terus-menerus mengawasi hidupnya, Yakni Zat Allah SWT
Sembahyang yang dilakukan merupakan pertemuan dan penyerahan dirinya secara total kepada Allah. Ia dirasakan terlalu indah dan amat bermakna. Setiap ucapan dihayati dan dilafazkan dengan penuh kusyuk. Rukun-rukun fi’li dikerjakan dengan komitmen jiwa yang penuh kehambaan. Dan perilakunya sewatu mengadap Allah, seolah-olah takut dan hormat sekali. Maka hasil daripada ucapan dan perbuatan dalam sembahyang, wanita ‘abidah mendapat rasa tawadhuk, tawakkal, rendah diri, takut, cinta, yakin, rindu dan kagum kepada Allah kekasihnya. Itulah iman dan taqwa.

Orang yang berakhlak sahaja yang boleh bahagia tatkala ditimpa ujian. Tanpa akhlak, tidak akan ada seorang pun manusia yang dapat merasa bahagia hidup di dunia.
Kerana, hidup ini memang tidak akan lepas daripada ujian. Siapa yang tidak bahagia dunia nescaya tiada harapan untuk bahagia di akhirat.

Gabungan rasa-rasa itu mencetuskan akhlak yang sangat agung; sabar, redha, penyayang, pemaaf pemurah, rendah diri dan lain-lain lagi. Akhlak-akhlak yang mulia ini lebih mahal daripada sijil dan harta-harta duniawi, sebab ia dapat mncegah daripada perbuatan keji dan mungkar .

Bila seseorang itu kenal akhirat dan Allah, dunia ini menjadi kecil baginya. Hidupnya tidak lagi untuk memburu dunia tetapi memburu syurga di akhirat. Mereka tidak lagi merindukan kenikmatan sementara tetapi mengalihkan rindunya kepada Allah swt. Umur dihabiskan untuk beribadat kepada Allah. Apa juga kerja yang dibuat, semuanya untuk dan kerana Allah. Dan itulah yang Allah minta untuk kita lakukan. Firman Nya:
“Dunia ialah perhiasan. Sebaik-baik hiasan ialah wanita solehah.”

“ Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku, matiku adalah untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. ”

Surat Buat Gadisku.....

Segala pujian ku panjatkan kepada Yang Maha Kuasa dan dengan namaNya ku mulai suratku ini. Selawat dan salam ku hulurkan kepada Junjungan Besar Baginda Rasulullah, keluarga dan sahabatnya. Dan dengan panduannya ku atur risalah ini…Khas Untukmu Wahai Gadisku!!!

Sesungguhnya aku tidak tahu benar tentang dirimu wahai Gadisku.. Aku sedar tentang ilmuku tentang tubuhmu tidak lebih daripada pakaian pembalut tubuhmu. Jauh, jauh sekali untuk aku memahami tubuh batinmu yang berupa emosi, fitrah, akal dan jiwa halusmu. Ku akur kekuranganku tentangmu. Maka di awal suratku ini, ku susun sepuluh jari meminta maaf darimu…kalau-kalau penaku terlanjur melukai hatimu atau mencemarkan kesucian fitrahmu atau meleset dari hakikat dirimu.

Aku tahu, sewajarnya orang yang sehormon denganmu yang menulis tentang dirimu. Bukan aku!!!! Orang yang berlainan hormon. Biarpun demikian, aku gagahi jua jari-jariku untuk mencoretkan secebis bingkisan buatmu kerana aku pun tahu yang engkau begitu kepingin menatap coretanku. sementelahan pula aku bukan menyingkap tabir jasadmu, bukan mencungkil rahsia dirimu, apalagi mengoreksi lahir batinmu. Apalah salahku, kalau aku aturkan kata-kataku disini untuk memaparkan cetusan perasaan dan pendapatku yang sering tenggelam timbul dalam benakku. dan kalau sesekali aku tersinggung tentang dirimu berdasarkan nas Tuhanku dan Tuhanmu atau nabiku dan nabimu, kau tentu menerima, bukan?

Wahai Gadisku,

Ketika aku mengingati kalimah berikut ini…………….(wahai sekalian manusia, takutlah kamu akan Tuhan kamu yang menjadikan kamu dari tubuh yang satu) An-Nisa’ ayat 1. Atau………..(sesungguhnya wanita itu saudara seibu sebapa kaum lelaki) Wanita: Dr Mustafa Assiba’iy m/s 15, riwayat Ahmad……..seringkali aku merungut tentang kejahatan sebahagian lelaki. Mereka tidak ubah seperti binatang atau lebih sesat. Aku tertanya-tanya kemana perginya perasaan simpati mereka terhadap saudara sendiri? Apakah mereka lupa bahawa orang yang tidak bersimpati itu tidak akan dikasihi? Apakah mereka telah ketandusan sifat kemanusiaan mereka atau memang mereka kehilangan sifat itu?……………………Ah, aku cukup jengkel tentang mereka!

Adakalanya aku juga terfikir kenapa perempuan seringkali menjadi mangsa lelaki? dan bukan lelaki menjadi mangsa perempuan? Atau………..lelaki juga menjadi mangsa???????????? Mangsa runtuhan nafsu! Mangsa pengongkolan adat! Mangsa penyakit sosial! Mangsa perempuan jalang! Dan mangsa penipuan dan godaan syaitan! Aku kesal…

Wahai Gadisku

Aku turut bimbang, kau yang ku cintai juga menerima angka giliran pemangsa-pemangsa itu. Umpama ramai gadis-gadis kini yang mula berjinak-jinak dengan jerat pemangsa, akhirnya mereka menjadi mangsa! Paling tidaknya mangsa cinta! Peringkat awalnya hanya mahu main-main cinta kononnya mahu mengecapi nikmat cinta. kemudian terseret ke alam percintaan dan kesudahannya ketagih cinta!!! Sesudah sekian lama, cinta itu menjadi barah yang tidak mampu dirawat lagi. Akhirnya ia terlantar di wad “pesakit cinta”. Aku teringat ungkapan Bapak Hamka dalam sebuah bukunya…………….”cinta itu suatu penyakit tetapi orang yang ditimpanya tidak mahu lagi sembuh! Ganjil bukan?”

Bukan juga kalimat itu. Orang yang diserang demam cinta atau dijangkiti penyakit cinta jangan di usik-usik. Tak usah dirawat-rawat. Nanti orang yang merawat menjadi mangsa korban orang yang sakit cinta. Kenapa? Kerana orang yang ditimpa penyakit cinta merasa segar dengan lamunan cintanya, nikmat dengan khayalan cintanya! Apabila kesegaran dan kenikmatan diceroboh, tentu saja ia akan bangkit mempertahankannya. “MEMPERTAHANKAN HAK PERIBADI” katanya. Padahal kalau dihitung masa bercintanya yang menelan usia bertahun-tahun atau puluhan tahun, tentu kita insaf betapa banyaknya umur muda yang kaya dengan kekuatan minda dan tenaga akan lenyap dalam api cinta yang membakar. Kesiannya! Kesiannya orang itu!!! Dia terpaksa memasuki alam dewasa dengan kekayaan api cinta tetapi kehilangan erti dewasa. Dia hidup dengan bara-bara cinta bersama kekosongan ilmu didada!!!!!!!!!!!

Inilah yang aku takut!!!! Inilah yang aku bimbang!!!!!!!!!!

Jangan-jangan kita juga menjadi mangsa cinta!!!!!!!!!!!!!!

Apatah lagi apabila aku terkenangkan peringatan Tuhan kita Yang Maha Agong di dalam surah Az-Zukhruf (perhiasan) ayat 67 yang bermaksud: “Teman-teman akrab pada hari itu, sebahagiannya menjadi musuh kepada sebahagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”…….jangan-jangan dikau yang ku cintai di alam ini tanpa restu Tuhan menjadi musuh di akhirat kelak. dan aku yang kau senangi di dunia ini menjadi kejahatanmu di hari kiamat nanti. Oh! Alangkah ruginya jika bercinta sementara merana selama-lamanya!!!

Dan kepahitan yang paling awal ketika itu ialah keterlanjuran yang tidak mampu dikawal iaitu ketika nafsu berkuasa. Saat itu, akal akan kalah dan terpinggir. Aku bimbang dan aku takut kalau-kalau gadisku rebah dalam pelariannya lalu disambar helang kelaparan……….maka ia akan kalah dan gugur di atas kelemahannya sebagai perempuan atau di atas kesilapannya membuka gawang!

Sekali ia kalah dan gugur itu mengandungi 3 kali kalah dan gugur. Kekalahan dirinya sendiri sebagai wanita bermaruah buat selama-lamanya, kekalahan ibu bapanya yang melahir dan membesarkannya dengan keringat dan darah, dan kekalahan zuriatnya untuk menjadi penyambung generasi yang berhemah.

Aku takut cinta bisa memusnahkan harga dirimu dan nilai keperempuananmu sebelum memusnahkan jasadmu dan jiwamu di akhirat.

Wahai Gadisku

Biarlah kita bercinta tanpa berkenalan dan bertemu. semoga kita menjadi dua sejoli di syurga Allah. Biarlah aku tidak pernah mengenali dan melihatmu untuk menghidupkan cinta kita asal saja kita boleh bersama di bawah payunng Allah disaat tiada lagi payung lain selain payungNya.

Bukankah kau juga mahukan nikmat cinta yang abadi? Nikmat sejati? Semoga nikmat cinta kita yang tidak kesampaian hari ini menjadi kenyataan di akhirat nanti.

Biarlah aku menyintaimu tanpa mengetahui namamu siapa. Biarlah aku menyayangimu tanpa mengenali rupa wajahmu. Dan biarlah kau juga seumpamaku………….

Dalam pada itu, aku amat senang mencipta namamu dan melukiskan rangka rupa parasmu. Aku amat senang menamakan kau Fatimah Az-Zahra atau Maryam al-Butuul atau Nasibah atau Rabi’ah Adawiyyah atau Zainab al-Ghazali atau Hamidah qutb dan seumpamanya. Nama-nama seperti ini cukup indah padaku seindah “rupa paras” nya yang menawan.

Biarku petik secebis “rupa paras” mereka itu untuk modelmu.

Nama Rabi’ah Adawiyah sesungguhnya amat cocok dengan ‘rupa paras’ berikut ini:

Suatu hari, Hasan al-Basri bersama 2 sahabatnya bertandang ke rumah Rabi’ah dengan tujuan meminangnya untuk salah seorang daripada mereka. Rabi’ah Adawiyah menyambut hasrat mereka dengan baik tetapi dengan syarat mereka mestilah dapat menjawab soalan yang dikemukakan olehnya. Rabi’ah bertanya: “Berapa banyakkah nafsu lelaki dan berapa pula nafsu perempuan?” Lantas Hasan al-Basri menjawab : “Nafsu lelaki ada satu manakala nafsu perempuan sembilan nafsu”. Lalu Rabi’ah menjawab ” Jika benar demikian,kenapa kamu yang bernafsu satu tidak mampu menahannya sedangkan aku yang mempunyai sembilan nafsu sanggup berbuat demikian? Mendengan jawapan paku buah keras itu, Hasan al-Basri pun berlalu pergi bersama sahabatnya sambil menangis sehingga membasahi janggut.

Thursday, December 10, 2009

BINGKISAN DOA.....

SEKIRANYA KITA CINTA KEPADA MANUSIA,

TAK SEMESTINYA MANUSIA CINTA KEPADA KITA,

TETAPI SEKIRANYA KITA CINTA KEPADA ALLAH,

NESCAYA CINTA ALLAH TIADA PENGHUJUNGNYA.

SEKIRANYA KITA CINTA KEPADA MANUSIA,

KITA AKAN CEMBURU KEPADA ORANG YANG MENCINTAI

ORANG YANG KITA CINTAI,

TETAPI SEKIRANYA KITA CINTA KEPADA ALLAH,

KITA AKAN TURUT MENCINTAI

ORANG YANG MELABUHKAN CINTANYA KEPADA ALLAH JUGA.

YA ALLAH,

ANDAINYA DIA ADALAH JODOH YANG DITETAPKAN

OLEH-MU KEPADAKU,

MAKA CAMPAKKANLAH DALAM HATIKU CINTA KEPADANYA ADALAH

KERANA-MU,

DAN CAMPAKKANLAH DALAM HATINYA,

CINTA KEPADAKU ADALAH KERANA-MU.

NAMUN,

ANDAINYA DIA BUKANLAH JODOH YANG DITETAPKAN OLEH-MU KEPADAKU,

BERIKANLAH KU KEKUATAN AGAR PASRAH DALAM MENGHARUNGI UJIAN,

YANG KAU BERIKAN KEPADAKU.

YA ALLAH,

JIKA AKU JATUH CINTA,

CINTAKANLAH AKU PADA SESEORANG YANG MELABUHKAN CINTANYA PADA-MU, AGAR BERTAMBAH KEKUATANKU UNTUK MENCINTAI-MU.

YA MUHAIMIN,

JIKA AKU JATUH CINTA,

JAGALAH CINTAKU PADANYA AGAR TIDAK MELEBIHI CINTAKU PADA-MU.

YA RABBANA,

JIKA AKU JATUH HATI,

JAGALAH HATIKU PADANYA AGAR TIDAK BERPALING PADA-MU.

YA RABBUL IZZATI,

JIKA AKU RINDU,

RINDUKANLAH AKU PADA SESEORANG YANG MERINDUI SYAHID DI JALAN-MU.

YA ALLAH,

JIKA AKU RINDU,

JAGALAH RINDUKU PADANYA AGAR TIDAK LALAI AKU MERINDUI SYURGA-MU.

YA ALLAH,

JIKA AKU MENIKMATI CINTA KEKASIH-MU,

JANGANLAH KENIKMATAN ITU MELEBIHI KENIKMATAN INDAHNYA BERMUNAJAT DI SEPERTIGA MALAM TERAKHIR-MU

YA ALLAH,

JIKA AKU JATUH HATI PADA KEKASIH-MU,

JANGANLAH BIARKAN AKU TERTATIH DAN TERJATUH DALAM PERJALANAN PANJANG MENYERU MANUSIA KEPADA-MU.

YA ALLAH,

JIKA KAU HALALKAN AKU MERINDUI KEKASIH-MU,

JANGAN BIARKAN AKU MELAMPAUI BATAS SEHINGGA MELUPAKAN AKU PADA CINTA HAKIKI DAN RINDU ABADI HANYA KEPADA-MU.

Mati hanya sekali jadikannya pada jalan Allah,

Tuesday, August 18, 2009

Kasihku Pada Ramadhan

Ramadhan yang penuh makrifat
Ramadhan ditunggu-tunggu
kembali menjengah hati setiap Muslim
memekarkan keberkatan dan kebesaran
Yang Maha Kuasa

Ramadhan yang menyejukkan hatiku
yang melembutkan kerasku
yang mendamaikan gelodak rasaku
yang menghilangkan amarahku
yang menghadiahkan penghargaanku
buat insan-insan tersayang
yang menambahkan cinta kasihku
pada Yang Satu

Ramadhan
syarul Syiam
berikan aku kekuatan akal, fizikal, hati dan iman
jauhkan aku daripada perkara yang dikeji
yang mengurangkan keberkatan
ya Mutakkabir

Ramadhan
syarul Qiyam
malam-malammu malam terindah dalam hidup
malam-malam yg penuh ibadah
malam-malam yang penuh berkat
lalu,
haruskah aku membiarkan malam-malammu berlalu sepi
tanpa sujud syukurku pada
Ar-Rahman
Ar-Rahim

Ramadhan
syarul Quran
bait-baitmu adalah puisi agung
yang menyuntik penawar terbaik buat hati dan jiwaku
patah perkataanmu adalah keajaiban
adalah mukjizat dengan nikmat yang tertinggi
yang menjadi peganganku
penunjuk arah dalam langkah perjalananku
yang menyalurkan kasih suciku buat Yang Maha Agung

Ramadhan
syarul Tarbiyah
hari-harimu adalah satu didikan buatku
yang menundukkan egoku
yang menghilangkan rasa dendamku
yang menjernihkan segala keruh dihatiku
yang memupuk keinginanku menghayati sifat kekasih Allah
yang mulia disisi-Nya

Ramadhan
syarul Jihad
pada setiap langkahku
setiap degup nafasku
setiap denyut nadiku
setiap detik ingatanku

Islam
adalah matahari bagi hatiku
bulan bagi jiwaku
bintang bagi mataku

Ramadhan
perjuanganku menggapai solehah baru bermula
pertemukan aku pada ketibaan-ketibaanmu yang akan datang
rasa rindu dan kasih ini akan selalu mengiringiku sepanjang waktu
selama mana nafas masih menjadi milikku

YA ALLAH
sesungguhnya Engkau tahu setiap bait puisi hatiku

Tuesday, July 21, 2009

Kalau dahi tak mencecah sejadah di dunia ...


Bersihkanlah dirimu sebelum kamu dimandikan
Berwudhu'lah kamu sebelum kamu diwudhu'kan
Dan solatlah kamu sebelum kamu disolatkan

Tutuplah 'auratmu sebelum 'auratmu ditutupkan
Dengan kain kafan yang serba putih
Pada waktu itu tidak guna lagi bersedih
Walaupun orang yang hadir itu merintih

Selepas itu kamu akan diletak di atas lantai
Lalu dilaksanakanlah solat Jenazah
Dengan empat kali takbir dan satu salam Berserta Fatihah,
Selawat dan doa Sebagai memenuhi tuntutan Fardhu Kifayah
Tapi apakah empat kali takbir itu dapat menebus
Segala dosa meninggalkan solat sepanjang hidup?

Apakah solat Jenazah yang tanpa rukuk dan sujud
Dapat membayar hutang rukuk dan sujudmu yang telah luput?
Sungguh tertipulah dirimu jika beranggapan demikian
Justeru ku menyeru sekelian Muslimin dan Muslimat
Usunglah dirimu ke tikar solat
Sebelum kamu diusung ke liang lahad
Menjadi makanan cacing dan makanan ulat
Iringi dirimu ke masjid Sebelum kamu diiringi ke Pusara

Tangisilah dosa-dosamu di dunia
Kerana tangisan tidak berguna di alam baqa'

Sucikanlah dirimu sebelum kamu disucikan
Sedarlah kamu sebelum kamu disedarkan
Dengan panggilan 'Izrail yang menakutkan

Berimanlah kamu sebelum kamu ditalkinkan
Kerana ianya berguna untuk yang tinggal
Bukan yang pergi

Beristighfarlah kamu sebelum kamu diistighfarkan
Namun ketika itu istighfar tidak menyelamatkan
Ingatlah di mana saja kamu berada
Kamu tetap memijak bumi Tuhan
Dan dibumbungi dengan langit Tuhan
Serta menikmati rezeki Tuhan

Justeru bila Dia menyeru,
sambutlah seruan-Nya
Sebelum Dia memanggilmu buat kali yang terakhirnya
Ingatlah kamu dahulu hanya setitis air yang tidak bererti
Lalu menjadi segumpal darah
Lalu menjadi seketul daging
Lalu daging itu membaluti tulang
Lalu jadilah kamu insan yang mempunyai erti
Ingatlah asal usulmu yang tidak bernilai itu
Yang kalau jatuh ke tanah
Ayam tak patok itik tak sudu
Tapi Allah mengangkatmu ke suatu mercu
Yang lebih agung dari malaikat
Lahirmu bukan untuk dunia
Tapi gunakanlah ia buat melayar bahtera akhirat

Sambutlah seruan 'Hayya 'alas Solaah'
Dengan penuh rela dan bersedia
Sambutlah seruan 'Hayya 'alal Falaah'
Jalan kemenangan akhirat dan dunia

Ingatlah yang kekal ialah amal
Menjadi bekal sepanjang jalan
Menjadi teman di perjalanan
Guna kembali ke pangkuan Tuhan
Pada hari itu tiada berguna harta,
Takhta dan putera Isteri,
kad kredit dan kereta Kondominium,
saham dan niaga
Kalau dahi tak mencecah sejadah di dunia.


Pesanan Penting Tuan Guru Dato’ Dr. Haron Din

tn guru
Mendoakan orang lain tanpa di ketahui olehnya

Ikhtiar rawatan yang kita lakukan adalah dengan doa-doa dan ia lebih mustajab lagi apabila kita mendoakan mereka sedangkan mereka tidak mengetahui kita mendoakan untuk mereka sebagaimana yang disebut oleh Rasulullah s.a.w. dalam sabdanya;
Mafhumnya: Daripada Abu Darda’ r.a: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Doa seorang muslim kepada saudaranya yang muslim tanpa diketahui olehnya adalah mustajab, (ketika berdo’a) akan ada didekatnya seorang malaikat muwakkal (pesuruh) setiap ia berdoa untuk saudaranya itu dengan sesuatu kebaikan (malaikat itu) akan berkata: Amin! Dan bagi engkau kebaikan yang sama (Hadis diriwayatkan oleh Muslim)

Berdosa besar menyembunyikan Ilmu

Mempelajari ilmu pengubatan Islam adalah Fardu Kifayah dan ia dituntut supaya ada di kalangan kelompok masyarakat umat Islam mempelajarinya. Ilmu ini tidak boleh disimpan atau dirahsiakan. Adalah berdosa besar menyembunyikan ilmu sebagaimana di sebut oleh Rasulullah s.a.w. di dalam sabdanya;

Mafhumnya: Daripada Abu Hurairah r.a: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Sesiapa yang ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian ia menyembunyikannya maka Allah akan rantai di Hari Kiamat nanti dengan rantai daripada api neraka. (Hadis diriwayatkan oleh Abu Daud)

Mengamalkan Ilmu Perubatan Islam sebagai dakwah

Mempelajari ilmu pengubatan Islam dan mengamalkannya juga merupakan sebahagian daripada dakwah. Dakwah yang paling besar ialah mengajak masyarakat supaya meninggalkan ilmu-ilmu pengubatan yang mengandungi unsur-unsur syirik yang tidak diakui sah oleh Islam seperti yang diamalkan oleh sebahagian daripada pengamal perubatan tradisional Melayu.

Perlu mendapat Ilmu terus daripada guru dan diijazahkan

Ilmu pengubatan Islam mesti dipelajari daripada guru secara terus, anak murid seboleh-bolehnya melihat muka tuan guru ketika menerima ilmu tersebut. Kemudian setelah selesai belajar, guru akan mengijazahkan dengan ilmu pengubatan Islam, sebagai tanda tamat belajar.

Jangan meninggalkan amalan Bacaan Asas 10

Saya ingin berpesan walaupun apa yang berlaku, apabila saudara hendak menjadi perawat atau pembantu perawat, menjadi pengajar, menjadi guru atau sebagainya, pesan saya ialah jangan tinggal langsung Bacaan Asas 10 Pertama dan Kedua. Sekurang-kurangnya itu yang saudara hafal dan amalkan.

Sebab musuh utama kita ialah syaitan dan dia tahu bahawa kita telah belajar ilmu yang boleh menyakiti dia atau tidak menyenangkan dia berada di dalam badan manusia, maka dia dengan sendirinya akan mencari dimana kelemahan yang ada pada kita.

Sebagai satu misalan orang yang belajar ilmu silat, apabila tidak mengamalkan ilmu silat tersebut, tidak berlatih menggunakan tenaganya, mengayakan balik buah-buah silat yang dipelajarinya maka dengan sendirinya lama kelamaan dia menjadi seperti orang yang tidak belajar juga. Saya menggunakan analogi ini untuk menyatakan bahawa dalam bacaan 10 pertama dan kedua itu terdapat ayat-ayat yang memang digunakan khas untuk membantu manusia bagi mengatasi masalah gangguan makhluk halus. Bila diamalkan selalu, insya-Allah ia menjadi senjata yang boleh digunakan sebagai perlindungan dari gangguan makhluk halus yang cuba merosakkan kita.

Bersabar menghadapi cubaan dan dugaan

Bila beramal dengan ilmu-ilmu pengubatan Islam ini, saudara pasti akan berjumpa dengan halangan-halangan kerana “Tidak ada suatu yang baik melainkan ada halangannya, itu adalah perkara biasa” kerana Setiap nikmat yang anda perolehi itu, jangan lupa bahawa ada yang mendengkinya seperti disebut oleh Rasulullah s.a.w. dalam sabdanya;
Mafhumnya: “Berahsialah ketika melaksanakan keperluan-keperluanmu, kerana sesungguhnya setiap yang mendapatkan nikmat ada yang hasad (kepadanya)”.
(Hadis Sahih, diriwayatkan oleh al-Imam al-Thabrani).

Jangan menetapkan bayaran untuk rawatan

Prinsip kita memberikan rawatan adalah secara percuma, walaupun syariat Islam tidak menghalang kita menerima pemberian daripada pesakit. Janganlah menetapkan bayaran sebelum dan selepas merawat pesakit. Rawatan yang diberikan hendaklah dengan niat ikhlas kerana Allah SWT. Kita berserah kepada Allah SWT dan membiarkan-Nya memberikan balasan kepada kita. Yang manakah yang lebih baik balasannya? daripada manusia atau daripada Allah SWT? Kita perlu memahami bahawa manusia bersifat kedekut, suka berkira, suka mengungkit, kadang kala sifat manusia ini menyakitkan hati kita. Kita hanya meminta supaya Allah SWT sahaja yang membalas, kerana Dialah sahaja yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi.

Wajib menyimpan rahsia pesakit

Ketika dirawat, kadangkala pesakit menyebutkan perkara-perkara yang tidak benar dan juga perkara-perkara yang mengaibkan, justeru itu adalah wajib bagi kita merahsiakan cerita-cerita yang diberitahukan kepada kita oleh pesakit.

Jangan mengatakan “Buatan Orang atau Kena Sihir”

Ketika memberikan rawatan jangan menyebutkan perkara-perkara yang tidak betul umpamanya mengatakan penyakit itu adalah disebabkan sihir atau buatan orang. Kita tidak mengetahui semua itu, yang maha mengetahui hanya Allah SWT. Kerana perbuatan begini (mengatakan sebab sihir atau buatan orang) boleh memecah-belahkan sesama ahli keluarga pesakit dan inilah yang sangat disukai oleh syaitan.

Memberikan harapan kepada pesakit

Sepatutnya kita memberikan harapan kepada pesakit dengan memberikan keyakinan kepada mereka bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda;
Mafhumnya: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali berserta dengan ubatnya” (Hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari)

Allah SWT menurunkan setiap penyakit dan Allah juga yang menyediakan ubat bagi setiap penyakit. Sesuatu penyakit yang dihidapi oleh seseorang adalah salah satu ujian daripada Allah SWT. Ujian tersebut yang sebenarnya sangat kecil jika dibandingkan dengan rahmat Allah SWT yang diberikan kepada kita adalah sangat besar.

Elakkan daripada menawarkan diri untuk merawat

Kita akan bertemu dengan pelbagai masalah dan kerenah pesakit di dalam masyarakat, jangan menawarkan diri untuk memberikan rawatan sebaliknya berilah rawatan apabila diminta. Ini untuk mengelakkan kita daripada dipersalahkan apabila penyakit itu tidak sembuh atau merebak atau yang lebih buruk daripada itu jika pesakit itu kembali ke rahmatullah.

Berikhtiar dan berserah kepada Allah SWT.

Semua masalah penyakit, kita hanya merujuk kepada Allah SWT.
Daripada-Nya datang segala kebaikan, dan kejahatan tidak akan berlaku melainkan dengan izin Allah SWT.

Kita hanya berikhtiar untuk membantu mereka, ada usaha kita dan doa-doa kita yang dimakbulkan dan ada juga yang Allah SWT tangguhkan, yang paling penting kita berikhtiar bersungguh-sungguh dengan ikhlas kerana Allah SWT.

Jadilah Hamba Allah yang terbaik

Sebaik-baik manusia ialah yang memberikan manfaat kepada orang lain, sebagaimana Rasulullah s.a.w. bersabda;
Hadis 05
Mafhumnya:Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya (Hadis sahih, diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani)

Saudara perlu mempunyai azam untuk menjadi hamba Allah yang terbaik. Tinggalkanlah segala yang haram dan ambillah yang halal sahaja. Berilah bantuan kepada masyarakat yang datang kepada kita dan memerlukan pertolongan kita.

Sunday, June 7, 2009

AYAH...




ketika berjauhan,
masihku rasa hangat kasihmu ayah,
betapaku rindukan redup wajahmu,
hadir menemaniku..

terbayang ketenangan,
yang selalu kau pamerkan,
bagaikan tiada keresahan..

walau hatimu sering terluka,
tika diriku terlanjur kata,
tak pernah sekali kau tinggalkan,
diriku sendirian..

ketikaku dalam kedukaan,
kau mendakap penuh pengertian,
disaat diriku kehampaan,
kau setia mengajarku,
erti kekuatan..

terpancar kebanggaan,
dalam senyummu,
melihatku berjaya,
bilaku kegagalan,
tak kau biarkan,
aku terus kecewa..

dengan kata azimat,
engkau nyalakan semangat,
restu dan doa kau iringkan..

walau hatimu sering terluka..

tak dapatku bayangkan,
hidupku ayah,
tanpa engkau disisi,
semua kasih sayang,
yang kau curahkan,
tersemat dihati.....



....SELAMAT HARI BAPA...
KU UCAPKAN..
kepada BAPA ku yang tersayang..
SHAHAR OJAIMI

ikhlas daripada puterimu,
BADRIAH NUR'AIN BINTI SHAHAR...




Thursday, June 4, 2009

Calon Solehah

alhafiz menulis "Usai berdoa seperti kelaziman, dia meraup wajahnya. Sunat selepas maghrib menjadi penutup ibadah senjanya lewat petang itu. Hajat memang ada untuk sama-sama meraih pahala berganda di masjid, namun keletihan diri terlebih dahulu merantai keinginan mulia itu. Serik rasanya beradu kekuatan di padang bola bersama dengan orang Arab. Ganas, agresif dan kasar. Semuanya bersatu dan berpadu dan membuahkan natijah yang kurang menyenangkannya. Tersungkur jugak dia dibentes lawan. Tangannya mencapai minyak habbatussauda’ untuk disapukan pada bahagian yang sudah nampak lebam biru kehitaman. Kakinya hampir saja kejang.

Aduh! Dia mengeluh. Matanya terpaku pada penanda buku unik yang terselit malu pada Tafsir Quran. Jamahan matanya menyatakan dalam kiasan nurani penanda buku itu unik rekaannya. Seunik bicara dan hujah pemberi “book mark” itu. Kemas dengan kesan “liminate”, berukuran comel 30cm panjang kali 5cm lebar. Kalimah bertinta ungu itu menarik perhatiannya malah tersemat utuh di hatinya. Terkesan siapa yang membaca hikmah puitis itu.

“Layakkah kita untuk mengasihi manusia sekiranya kasih dan cinta kita pada Pencipta manusia itu masih belum mantap. Tepuklah dada tanyalah iman.”

Semusim percutianku sebelum melanjutkan pengajian di Universiti Yarmouk ini, sememangnya meninggalkan kesan yang mendalam pada hatiku. Alasan yang aku kemukakan semata-mata untuk mengelak apabila Tok Ayah persoalkan tentang jodoh ternyata membuahkan satu mutiara kenangan. Kenangan yang menautkan dua hati melalui penyatuan idea mengenai CALON SOLEHAH.

“Mencari seorang calon isteri yang solehah bolehlah kita umpamakan sebagai mencari gagak putih. Semakin ia bernilai maka lazimnya semakin susah untuk kita dapatkan. Agaknya inilah penyebab ramainya anak muda yang masih mencari-cari jodoh sedangkan umur semakin meningkat…lewat menunaikan seru,”
“ Hafiz, kamu tidak mahu berkahwin ke?” eh, tiba-tiba pula Tok Ayah mengutarakan soalan cepu mas ini. Pengajian memang sudah tamat namun hajat di hati ingin menyambung ke peringkat sarjana masih segar.
“Bukan tak berkeinginan Tok Ayah tapi..hajat nak mencari yang solehah. Biar dunia tidak berat sebelah,” harap-harap inilah alasan yang agak kukuh. “Nak cari yang benar-benar solehah, bukanlah satu usaha yang mudah. Nak yang solat di awal waktu, hormati ibu dan ayah, pandai mengaji Quran, menutup aurat..ish, banyak sungguh ciri-ciri kamu Hafiz..alamat, sampai Tok Ayah berumah kat batu dua lah baru sampai hajat..”
“ Susahlah Tok Ayah…yang sipi-sipi ada lah jugak jumpa…”sempat juga aku melontarkan idea spontan aku. Tok Ayah hanya menggeleng.

Pertemuan dengan Raihanah berlaku secara tidak sengaja, ketika bersama-sama Tok Ayah singgah ke warung pagi itu. Suka benar Tok Ayah dengan nasi lemak air tangan ibu saudara Raihanah. Dia kurang mengenali siapa Raihanah. Malah daripada cerita ibu saudaranya itu Raihanah adalah anak abangnya yang tinggal di Kedah. Tamat pengajian gadis itu bermastautin sementara di kampungnya. manis tapi jarang tersenyum. Kulit asianya terlindung di sebalik baju t-shirt labuh paras lutut dan bertangan panjang itu, dengan tudung turki bercorak flora. Tiada yang istimewa sangat! Namun peristiwa malam itu di surau ternyata membuktikan bahawa gadis itu bukanlah sebarangan gadis. Mempunyai daya tarikan pada yang tahu menilai mutiara wangian syurga ini.

“calon isteri yang solehah…orang lelaki nak yang solehah sahaja, tapi kadangkala diri sendiri dia tak check betul-betul,” ngomel seorang gadis ketika perbincangan ilmiah pada malam itu apabila Tok Ayah menyatakan mengenai topic tersebut. Aku sekadar tersenyum. Kelaziman kuliah maghrib lebih berbentuk ilmiah untuk menarik golongan muda bersama-sama meluahkan pendapat. Mendengar kata-kata gadis itu aku tersenyum sendirian.
“Raihanah ada sebarang pendapat?” soal tok ayah apabila gadis bertelekung putih itu hanya sekadar menjadi pemerhati debat tidak formal itu.
“sekadar pendapat tok ayah…jika kita nak bakal zaujah kita seorang yang solehah, yang bertaqwa saya ada satu tips,”riuh seketika.
“sebelum kita kaji dan telek bakal isteri kita paling afdal kita telek diri kita dulu. Teropong dulu takat mana iman dan taqwa kita,” aku sedikit terkelu.
Macamana agaknya? Namun persoalan itu hanya berlegar-legar di fikiran kosong aku, tidak terluah.
“nak dapat bakal isteri yang solehah, paling penting syarat utamanya solehkan dulu diri anda. Di sinilah dapat kita kaitkan konsep bakal isteri yang solehah untuk bakal suami yang soleh. tabur ciri-ciri suami soleh dalam diri. Siramkan sahsiah mulia dengan sifat mahmudah lelaki soleh. Aku mengangguk tanda setuju dengan pendapat bernas itu.
“tapi, ada jaminan ke kita akan mendapat bakal isteri yang solehah?” ada qariah muda berani untuk mengutarakan soalan.
“Bergantung pada diri kita sebenarnya. Suburnya ciri-ciri lelaki soleh pada diri kita insyaAllah akan meningkatkan iman dan taqwa kita. Semakin cerahlah peluang untuk kita mendapat calon yang solehah. Jodoh adalah kerja Allah. Ingatlah jaminan Allah dalam surah Nisa’ bahawa lelaki yang soleh telah ditetapkan akan dipertemukan dengan perempuan yang solehah. Lelaki yang mukmin untuk perempuan yang mukminat.”
Raihanah melepas lelah barangkali. Lalu dia tersenyum. “ teruskan usaha mencari calon yang solehah. Tapi, dalam masa yang sama tingkatkan nilai kesolehan anda. Inilah strategi serampang dua mata, macam DEB. Cuma satu nasihat saya, jangan letakkan syarat bakal zaujah itu terlalu tinggi,”
“Kenapa pulak?” Tanya Tok Ayah. Eh, Tok ayah pun mengambil bahagian juga?
“bukankah hakikat sebuah perkahwinan adalah saling melengkapi. insyaAllah jika ada yang kurang pada bakal zaujah, tampunglah selepas perkahwinan tersebut. Hal iman dan taqwa janganlah diambil remah. Jangan nak berlebih dan berkurang dalam hal mencari pasangan kita. Mengambil kata-kata daripada laman Kemudi hati dalam Anis, kebanyakan lelaki menilai dan meletakkan piawaian yang tinggi untuk bakal zaujahnya tetapi merendahkan piawaian itu untuk dirinya…itu adalah silap tafsir.”
Alhamdulillah, sekarang terbuka sudah pemikiran ruang lingkup. Aku tersenyum. Terima kasih Raihanah. Tok Ayah juga tersenyum.
Ada hikmah di sebalik semua ini.
“hafiz, ada
surat untuk anta daripada Malaysia…”kenyitan mata Syahid sewaktu menyerahkan surat bersampul ungu itu diikuti dengan gelak tawa rafiknya yang lain mematikan lamunannya.

Senyuman yang berbunga di bibir Syahid seolah-olah memberitahunya bahawa warkah itu sudah pastinya daripada tunangannya, Raihanah.. calon pilihan Tok Ayah, dan juga hatinya yang kini sedang meneruskan pengajian peringkat sarjana Undang-undang di Universiti Islam Antarabangsa. Alhamdulillah, gadis inilah yang telah menemukannya titik noktah pencarian calon solehah.

Syukur Ya Allah.

Thursday, April 30, 2009

Luahan Hati Seorang Temanku..

renungan...

assalamualaikum..
ini sedikit luahan seorang sahabat ana yang hanya mahu dikenali..
MUHAMMAD MUSLIM..



bismillah..

ak tak tau la kenapa sejak akhir-akhir ni ak rasa bersalah..sangat bersalah..bukan saja ak rasa dosa ak menimbun bahkan ak rasa ak dah sakiti banyak orang..Ya Allah! sesungguhnya klu ak berdosa denganMu,mulai saat ini ampunkanlah ak..sesungguhnya kau maha pengampun lagi maha penerima taubat..itulah..klu berdosa dengan tuhan,berjuta kali bertaubat pun,insyaallah Allah maafkan..tetapi yang ak risaukan ialah dosa ak dengan manusia..ak tak tau sama ada mereka memaafkan ak atau tidak..ak memang pendiam dekat sekolah..dan memang ramai yg kata ak garang dan tegas..terutama junior dan budak perempuan..ya! ak mengaku..mmg ak mmg klu berjalan buat muka serius..kadg2 ak diam dan pandang bawah ja..langsung tak senyum..bukannya ak sengaja..ak pun tak nak jadi begini..tp..ak dah kena didik ngan Ustazah ak sejak kecik..dia kata jalan pandang bawah..lindung mata dari maksiat..ak dapat nasihat tu waktu kali pertama ak wat salah kat sek agama dulu..lpas kena rotan..ustazah ak bagi nasihat tu..tu la yg paling aku ingat...sebab keduanya,ak ni mmg tak pandai nak bercakap dengan orang..adik beradik aku tiga org ja..along(kak), abg dan aku...ak mmg rapat ngan abg ak kecik2 dulu..tp,lpas dia dah berubah ikut kawan2 yg nakal..dia selalu naik moto kluar mlm2..tggal la aku sesorg..++ umur ak ngan abg ak beza 4 tahun dan abg ak ngan kak ak pun 4 tahun..bayangkanlah..mmg susah ak berkomunikasi ngan org yg jauh lebih tua..tu sbb ak jarang cakap..di sekolah rendah dulu ak suka bercakap,tapi akibat dia sgt buruk..kadg2 ada kawan2 ak yang tersinggung..sbb ak selalu pendiam bila jadi mcm tu ak rasa ak takut nak cakap ngan org...kecuali bila perlu ja..kat sek terutamanya mmg org kata ak garang..ak wat muka mencuka dan tegas..sbb ak tak nak orang rapat dgn ak..ak tak nak sakitkan hati korang sbb ketidakpandaian aku menjaga adab bercakap..mmg kadg2 ak rasa sunyi,keseorangn..klu kat umah ni,bila suma org pi kerja,tggal la ak sorg2..bayangkanlah..ak berkawan dengan tv dan laptop ja..ak tak marahkan mak ayah aku dan abg ngan ak aku..sbb aku tau diorg cari rezki..mak ayah aku...ak syg sgt kan diorg.Kadang2 ak rasa nak cium pipi dan tangan diorg..ak manja??ak mmg manja..sbb ak kasih..ak sayang..korang tak suka manja?? syang??kasih?? dulu masa kecik2..korg ingat tak, sapa yg jaga korg??usap kpala korg??cium korg??pujuk korang bila korg nangis??ak sedih bila ak ingat suma tu..sbb bagi ak, ak anak yg tak tau kenang budi..waktu ak kecik2 dulu smpai sblum ak tgkatan 4 ak bnyak naik suara ngan mak ayah ak.. bayangkan..ak marah sbb benda2 kecik ja..smpai la satu masa ak dpat berita ayah ak pengsan kat umah sbb demam panas..mak ak nangis2 tepon aku..waktu tu ak rasa sdih dan menyesal sgt2..knapa la ak naik suara dan marah ngan diorg..padahal diorg sayang sgt kat ak..ak ja bodoh dan tuli..ikut hawa nafsu..mak ak slalu nak cium ak waktu dia dtg lawat ak..tp ak tak bg..sbb ak malu dpan kawn2..BODOH!!itulah perkataan yg sesuai dengan ak..lpas ayah aku sihat..dia pergi hospital..dan ayah ak disahkan ada darh tinggi dan kencing manis..ak tau penyakit tu sgt familiar..dan kesudahnnya sgt buruk..boleh bawa maut..sejak tu..ak janji kat diri ak..ak akan jaga mak ayah aku smpai aku mati..ak takkan bagi diorg menangis lg sbb aku..ak nak bawa diorg buat haji dan umrah..ak nak diorg dilimpahkan rahmat Allah..ak akan lindungi diorg dengan smua yg ak ada..walau nyawa ak melayang skalipun..ak janji!! YA ALLAH..AMPUNKAN DOSA IBU BAPAKU..BERIKANLAH MEREKA HIDAYAH DAN KASIH SYANG MU YA ALLAH!!

terima kasih ana ucapkan kepada beliau...
may ALLAH bless you always
MUHAMMAD MUSLIM...
semoga persahabatan kita kekal untuk selamanya..
insyaALLAH..

Thursday, April 9, 2009

Detik-detik Terakhir Kehidupan Insan Mulia


aripada Ibnu Mas’ud ra bahawasanya ia berkata: Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah ra.

Kemudian baginda memandang kami sambil berlinangan air matanya, lalu bersabda:“Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah.”

Allah berfirman: “Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa.”

Kemudian kami bertanya: “Bilakah ajal baginda ya Rasulullah? Baginda menjawab: Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila’ la.”

Kami bertanya lagi: “Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli bait. Kami bertanya: Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?

Baginda menjawab: “Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah.”

Kami bertanya: “Siapakah yang mensolatkan baginda di antara kami?” Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: “Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua.”

Semakin Tenat
Semenjak hari itulah Rasulullah SAW bertambah sakitnya, yang ditanggungnya selama 18 hari, setiap hari ramai yang mengunjungi baginda, sampailah datangnya hari Isnin, di saat baginda menghembus nafas yang terakhir.

Sehari menjelang baginda wafat iaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam: “Assalamualaikum ya Rasulullah?” Kemudian ia berkata lagi “Assolah yarhamukallah.”

Fatimah menjawab: “Rasulullah dalam keadaan sakit?” Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid, ketika bumi terang disinari matahari siang, maka Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu ia berkata seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan menyuruh ia masuk.

Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah SAW bersabda: “Saya sekarang dalam keadaan sakit, Wahai Bilal, kamu perintahkan sahaja agar Abu Bakar menjadi imam dalam solat.”

Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata: “Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?” Kemudian ia memasuki masjid dan berkata kepada Abu Bakar agar beliau menjadi imam dalam solat tersebut.

Ketika Abu Bakar ra melihat ke tempat Rasulullah yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya ia pengsan. Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi bising sehingga terdengar oleh Rasulullah SAW. Baginda bertanya: “Wahai Fatimah, suara apakah yang bising itu? Siti Fatimah menjawab: Orang-orang menjadi bising dan bingung kerana Rasulullah SAW tidak ada bersama mereka.”

Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda solat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda: “Ya ma’aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini.”

Malaikat Maut Datang Bertamu
Pada hari esoknya, iaitu pada hari Isnin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali sahaja.

Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: “Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!” Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: “Wahai Abdullah (Hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit.”

Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: “Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?” Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: “Siapakah yang ada di muka pintu itu? Fatimah menjawab: “Seorang lelaki memanggil baginda, saya katakan kepadanya bahawa baginda dalam keadaan sakit. Kemudian ia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma.”

Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kamu siapakah dia?” Fatimah menjawab: “Tidak wahai baginda.” Lalu Rasulullah SAW menjelaskan: “Wahai Fatimah, ia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Masuklah, Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan ‘Assalamualaika ya Rasulullah.” Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?”

Malaikat Maut menjawab: “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang.

Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril? “Saya tinggal ia di langit dunia?” Jawab Malaikat Maut.

Baru sahaja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian duduk di samping Rasulullah SAW. Maka bersabdalah Rasulullah SAW: “Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah.”

Ketika Sakaratul Maut
Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: “Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab; “Bahawasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu.”

Baginda SAW bersabda: “Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab lagi: Bahawasanya pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu.”

Baginda SAW bersabda lagi: “Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku? Jibril menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Segala puji dan syukur, aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang menggembirakan aku?”

Jibril as bertanya: “Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab: “Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?”

Jibril menjawab: “Saya membawa khabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu.”

Maka berkatalah Rasulullah SAW: “Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku?” Lalu Malaikat Maut pun berada dekat Rasulullah SAW.

Ali ra bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan baginda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga.

Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: “Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut.”

Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: “Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku? Jibril menjawab: Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?” Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah SAW.

Kesedihan Sahabat
Berkata Anas ra: “Ketika aku lalu di depan pintu rumah Aisyah ra aku dengar ia sedang menangis, sambil mengatakan: Wahai orang-orang yang tidak pernah memakai sutera. Wahai orang-orang yang keluar dari dunia dengan perut yang tidak pernah kenyang dari gandum. Wahai orang yang telah memilih tikar daripada singgahsana. Wahai orang yang jarang tidur di waktu malam kerana takut Neraka Sa’ir.”

Dikisahkan dari Said bin Ziyad dari Khalid bin Saad, bahawasanya Mu’az bin Jabal ra telah berkata: “Rasulullah SAW telah mengutusku ke Negeri Yaman untuk memberikan pelajaran agama di sana. Maka tinggallah aku di sana selama 12 tahun. Pada satu malam aku bermimpi dikunjungi oleh seseorang, kemudian orang itu berkata kepadaku: “Apakah anda masih lena tidur juga wahai Mu’az, padahal Rasulullah SAW telah berada di dalam tanah.”

Mu’az terbangun dari tidur dengan rasa takut, lalu ia mengucapkan: “A’uzubillahi minasy syaitannir rajim?” Setelah itu ia lalu mengerjakan solat.

Pada malam seterusnya, ia bermimpi seperti mimpi malam yang pertama. Mu’az berkata: “Kalau seperti ini, bukanlah dari syaitan?” Kemudian ia memekik sekuat-kuatnya, sehingga didengar sebahagian penduduk Yaman.

Pada esok harinya orang ramai berkumpul, lalu Mu’az berkata kepada mereka: “Malam tadi dan malam sebelumnya saya bermimpi yang sukar untuk difahami. Dahulu, bila Rasulullah SAW bermimpi yang sukar difahami, baginda membuka Mushaf (al-Quran). Maka berikanlah Mushaf kepadaku. Setelah Mu’az menerima Mushaf, lalu dibukanya maka nampaklah firman Allah yang bermaksud:
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula?”
(Az-Zumar: 30).

Maka menjeritlah Mu’az, sehingga ia tak sedarkan diri. Setelah ia sedar kembali, ia membuka Mushaf lagi, dan ia nampak firman Allah yang berbunyi:
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada orang-orang yang bersyukur?”
(Ali-lmran: 144)

Maka Mu’az pun menjerit lagi: “Aduhai Abal-Qassim. Aduhai Muhammad?” Kemudian ia keluar meninggalkan Negeri Yaman menuju ke Madinah. Ketika ia akan meninggalkan penduduk Yaman, ia berkata: “Seandainya apa yang kulihat ini benar. Maka akan meranalah para janda, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, dan kita akan menjadi seperti biri-biri yang tidak ada pengembala.”

Kemudian ia berkata: “Aduhai sedihnya berpisah dengan Nabi Muhammad SAW?” Lalu iapun pergi meninggalkan mereka. Di saat ia berada pada jarak lebih kurang tiga hari perjalanan dari Kota Madinah, tiba-tiba terdengar olehnya suara halus dari tengah-tengah lembah, yang mengucapkan firman Allah yang bermaksud:
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.”

Lalu Mu’az mendekati sumber suara itu, setelah berjumpa, Mu’az bertanya kepada orang tersebut: “Bagaimana khabar Rasulullah SAW? Orang tersebut menjawab: Wahai Mu’az, sesungguhnya Muhammad SAW telah meninggal dunia. Mendengar ucapan itu Mu’az terjatuh dan tak sedarkan diri. Lalu orang itu menyedarkannya, ia memanggil Mu’az: Wahai Mu’az sedarlah dan bangunlah.”

Ketika Mu’az sedar kembali, orang tersebut lalu menyerahkan sepucuk surat untuknya yang berasal dari Abu Bakar Assiddik, dengan cop dari Rasulullah SAW. Tatkala Mu’az melihatnya, ia lalu mencium cop tersebut dan diletakkan di matanya, kemudian ia menangis dengan tersedu-sedu.

Setelah puas ia menangis iapun melanjutkan perjalanannya menuju Kota Madinah.
Mu’az sampai di Kota Madinah pada waktu fajar menyingsing. Didengarnya Bilal sedang mengumandangkan azan Subuh. Bilal mengucapkan: “Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah?” Mu’az menyambungnya: “Wa Asyhadu Anna Muhammadur Rasulullah?” Kemudian ia menangis dan akhirnya ia jatuh dan tak sedarkan diri lagi.

Pada saat itu, di samping Bilal bin Rabah ada Salman Al-Farisy ra lalu ia berkata kepada Bilal: “Wahai Bilal sebutkanlah nama Muhammad dengan suara yang kuat dekatnya, ia adalah Mu’az yang sedang pengsan.

Ketika Bilal selesai azan, ia mendekati Mu’az, lalu ia berkata: “Assalamualaika, angkatlah kepalamu wahai Mu’az, aku telah mendengar dari Rasulullah SAW, baginda bersabda: “Sampaikanlah salamku kepada Mu’az.”

Maka Mu’az pun mengangkatkan kepalanya sambil menjerit dengan suara keras, sehingga orang-orang menyangka bahawa ia telah menghembus nafas yang terakhir, kemudian ia berkata: “Demi ayah dan ibuku, siapakah yang mengingatkan aku pada baginda, ketika baginda akan meninggalkan dunia yang fana ini, wahai Bilal? Marilah kita pergi ke rumah isteri baginda Siti Aisyah ra.”

Ketika sampai di depan pintu rumah Siti Aisyah, Mu’az mengucapkan: “Assalamualaikum ya ahlil bait, wa rahmatullahi wa barakatuh?” Yang keluar ketika itu adalah Raihanah, ia berkata: “Aisyah sedang pergi ke rumah Siti Fatimah. Kemudian Mu’az menuju ke rumah Siti Fatimah dan mengucapkan: “Assalamualaikum ya ahli bait.”

Siti Fatimah menyambut salam tersebut, kemudian ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Orang yang paling alim di antara kamu tentang perkara halal dan haram adalah Mu’az bin Jabal, ia adalah kekasih Rasulullah SAW.”

Kemudian Fatimah berkata lagi: “Masuklah wahai Mu’az?” Ketika Mu’az melihat Siti Fatimah dan Aisyah ra ia terus pengsan dan tak sedarkan diri. Ketika ia sedar, Fatimah lalu berkata kepadanya: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sampaikanlah salam saya kepada Mu’az dan khabarkan kepadanya bahawasanya ia kelak di hari kiamat sebagai imam ulama.”

Kemudian Mu’az bin Jabal keluar dari rumah Siti Fatimah menuju ke arah kubur Rasulullah SAW.

^ Kembali ke atas ^


Dipetik Dari Buku: 1001 Duka "Himpunan Kisah-kisah Menyayat Hati".
Pengarang: Muhammad Isa Selamat.

Nilai Tudung Wanita

Di sini Darul Nu'man ingin menyentuh tentang pemakaian tudung kaum wanita masa kini sebagai renungan bagi wanita Islam. Bila wanita menjaga auratnya dari pandangan lelaki bukan muhram, bukan sahaja dia menjaga maruah dirinya, malah maruah wanita mukmin keseluruhannya. Harga diri wanita terlalu mahal. Ini kerana syariat telah menetapkan supaya wanita berpakaian longgar dengan warna yang tidak menarik serta menutup seluruh badannya dari kepala hingga ke kaki.

Kalau dibuat perbandingan dari segi harta dunia seperti intan dan berlian, ianya dibungkus dengan rapi dan disimpan pula di dalam peti besi yang berkunci. Begitu juga diumpamakan dengan wanita, Kerana wanita yang bermaruah tidak akan mempamerkan tubuh badan di khalayak umum. Mereka masih boleh tampil di hadapan masyarakat bersesuaian dengan garisan syarak. Wanita tidak sepatutnya mengorbankan maruah dan dirinya semata-mata untuk mengejar pangkat, darjat, nama, harta dan kemewahan dunia.

Menyentuh berkenaan pakaian wanita, alhamdulillah sekarang telah ramai wanita yang menjaga auratnya, sekurang-kurangnya dengan memakai tudung. Dapat kita saksikan di sana sini wanita mula memakai tudung. Pemakaian tudung penutup aurat sudah melanda dari peringkat bawahan hingga kepada peringkat atasan. Samada dari golongan pelajar-pelajar sekolah hinggalah kepada pekerja-pekerja pejabat-pejabat.

Walaupun pelbagai gaya tudung diperaga dan dipakai, namun pemakaiannya masih tidak lengkap dan sempurna. Masih lagi menampakkan batang leher, dada dan sebagainya. Ada yang memakai tudung, tetapi pada masa yang sama memakai kain belah bawah atau berseluar ketat dan sebagainya. Pelbagai warna dan pelbagai fesyen tudung turut direka untuk wanita-wanita Islam kini.

Ada rekaan tudung yang dipakai dengan songkok di dalamnya, dihias pula dengan kerongsang (broach) yang menarik. Labuci warna-warni dijahit pula di atasnya. Dan berbagai-bagai gaya lagi yang dipaparkan dalam majalah dan suratkhabar fesyen untuk tudung. Rekaan itu kesemuanya bukan bertujuan untuk mengelakkan fitnah, sebaliknya menambahkan fitnah ke atas wanita.

Walhal sepatutnya pakaian bagi seorang wanita mukmin itu adalah bukan sahaja menutup auratnya, malah sekaligus menutup maruahnya sebagai seorang wanita. Iaitu pakaian dan tudung yang tidak menampakkan bentuk tubuh badan wanita, dan tidak berhias-hias yang mana akan menjadikan daya tarikan kepada lelaki bukan muhramnya. Sekaligus pakaian boleh melindungi wanita dari menjadi bahan gangguan lelaki yang tidak bertanggungjawab.

Bilamana wanita bertudung tetapi masih berhias-hias, maka terjadilah pakaian wanita Islam sekarang walaupun bertudung, tetapi semakin membesarkan riak dan bangga dalam diri. Sombong makin bertambah. Jalan mendabik dada. Terasa tudung kitalah yang paling cantik, up-to-date, sofistikated, bergaya, ada kelas dan sebagainya. Bertudung, tapi masih ingin bergaya.

Kesimpulannya, tudung yang kita pakai tidak membuahkan rasa kehambaan. Kita tidak merasakan diri ini hina, banyak berdosa dengan Tuhan mahupun dengan manusia. Kita tidak terasa bahawa menegakkan syariat dengan bertudung ini hanya satu amalan yang kecil yang mampu kita laksanakan. Kenapa hati mesti berbunga dan berbangga bila boleh memakai tudung?

Ada orang bertudung tetapi lalai atau tidak bersembahyang. Ada orang yang bertudung tapi masih lagi berkepit dan keluar dengan teman lelaki . Ada orang bertudung yang masih terlibat dengan pergaulan bebas. Ada orang bertudung yang masih menyentuh tangan-tangan lelaki yang bukan muhramnya. Dan bermacam-macam lagi maksiat yang dibuat oleh orang-orang bertudung termasuk kes-kes besar seperti zina, khalwat dan sebagainya.

Jadi, nilai tudung sudah dicemari oleh orang-orang yang sebegini. Orang Islam lain yang ingin ikut jejak orang-orang bertudung pun tersekat melihat sikap orang-orang yang mencemari hukum Islam. Mereka rasakan bertudung atau menutup aurat sama sahaja dengan tidak bertudung. Lebih baik tidak bertudung. Mereka rasa lebih bebas lagi.

Orang-orang bukan Islam pula tawar hati untuk masuk Islam kerana sikap umat Islam yang tidak menjaga kemuliaan hukum-hakam Islam. Walaupun bertudung, perangai mereka sama sahaja dengan orang-orang bukan Islam. mereka tidak nampak perbezaan agama Islam dengan agama mereka.

Lihatlah betapa besarnya peranan tudung untuk dakwah orang lain. Selama ini kita tidak sedar diri kitalah agen bagi Islam. Kita sebenarnya pendakwah Islam. Dakwah kita bukan seperti pendakwah lain tapi hanya melalui pakaian.

Kalau kita menutup aurat, tetapi tidak terus memperbaiki diri zahir dan batin dari masa ke semasa, kitalah punca gagalnya mesej Islam untuk disampaikan. Jangan lihat orang lain. Islam itu bermula dari diri kita sendiri.

Ini tidak bermakna kalau akhlak belum boleh jadi baik tidak boleh pakai tudung. Aurat, wajib ditutup tapi dalam masa yang sama, perbaikilah kesilapan diri dari masa ke semasa. Tudung di luar tudung di dalam (hati). Buang perangai suka mengumpat, berdengki, berbangga, ego, riak dan lain-lain penyakit hati.

Walau apapun, kewajipan bertudung tidak terlepas dari tanggungjawab setiap wanita Muslim. Samada baik atau tidak akhlak mereka, itu adalah antara mereka dengan Allah. Amat tidak wajar jika kita mengatakan si polanah itu walaupun bertudung, namun tetap berbuat kemungkaran. Berbuat kemungkaran adalah satu dosa, manakala tidak menutup aurat dengan menutup aurat adalah satu dosa lain.

Kalau sudah mula menutup aurat, elak-elaklah diri dari suka bertengkar. Hiasi diri dengan sifat tolak ansur. Sentiasa bermanis muka. Elakkan pergaulan bebas lelaki perempuan. Jangan lagi berjalan ke hulu ke hilir dengan teman lelaki. Serahkan pada Allah tentang jodoh. Memang Allah sudah tetapkan jodoh masing-masing. Yakinlah pada ketentuan qada' dan qadar dari Allah.

Apabila sudah menutup aurat, cuba kita tingkatkan amalan lain. Cuba jangan tinggal sembahyang lagi terutama dalam waktu bekerja. Cuba didik diri menjadi orang yang lemah-lembut. Buang sifat kasar dan sifat suka bercakap dengan suara meninggi. Buang sikap suka mengumpat, suka mengeji dan mengata hal orang lain. jaga tertib sebagai seorang wanita. Jaga diri dan maruah sebagai wanita Islam. Barulah nampak Islam itu indah dan cantik kerana indah dan cantiknya akhlak yang menghiasi peribadi wanita muslimah.

Barulah orang terpikat untuk mengamalkan Islam. Dengan ini, orang bukan Islam akan mula hormat dan mengakui "Islam is really beautiful." Semuanya bila individu Islam itu sudah cantik peribadinya. Oleh itu wahai wanita-wanita Islam sekalian, anda mesti mengorak langkah sekarang sebagai agen pengembang agama melalui pakaian.


sumber:Darul Nu'man